RI Bakalan Mendatangkan 11 Pesawat Sukhoi Senilai US$ 1 Miliar
Berita Dunia - Pemerintah akan segera mendatangkan 11 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia yang diketahui senilai US$ 1,145 miliar. Finalisasi pengadaan pesawat bakalan dilakukan dalam waktu dekat.
Demikian kata dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong di Kantor Pusat BKPM, pada hari Senin (30/10/2017). "Jadi begini, nilai pengadaan dari Sukhoi Rusia US$ 1,145 miliar," kata Thomas.
Thomas lantas menuturkan, pengadaan tersebut sudah disepakati dalam sidang kabinet. "Akan tetapi, telah diputuskan di kabinet kita akan segera memfinalkan pengadaan Sukhoi, pesawat tempur dari Rusia yakni sebanyak 11 unit," ujar dia.
Dia juga menjelaskan, berdasarkan dari ketentuan Undang-Undang Industri Pertahanan, terdapat ketentuan pengganti (offset) sebanyak 85 persen dari pengadaan. 85 persen telah terpenuhi lewat imbal dagang dan investasi.
Dari 85 persen terdapat sebanyak 50 persen dipenuhi oleh imbal dagang. Ia juga menuturkan, bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah menunjuk PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk dapat mengekspor sejumlah komoditas antara lain karet dan juga kelapa sawit.
Sisanya terdapat sebanyak 35 persen dari nilai pengadaan bakalan dipenuhi lewat kontrak investasi. Thomas juga mengatakan, bahwa Rusia bakalan investasi dalam bentuk pabrik suku cadang dan juga bengkel pesawat tempur.
"35 persen dari 85 persen juga bakalan dipenuhi kontrak investasi. Yang artinya Rusia bakalan investasi ke Indonesia untuk dapat membangun pabrik suku cadang, pabrik komponen, dan juga industri maintenance, repair, overhaul (MRO)," ujar dia.
Sebelumnya itu, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita telah menyatakan, bahwa sekarang ini pihak Indonesia masih terus menunggu jawaban dari pihak Rusia mengenai komoditas dari perkebunan yang dimana telah dibutuhkan dalam proses barter pesawat Sukhoi SU-35.
Dia juga mengungkapkan, bahwa sampai sekarang ini pihak dari Rusia masih belum memberikan kepastian mengenai komoditas apa saja yang diperlukan untuk dapat dibarter dengan pesawat tempur tersebut. Akan tetapi, dia berharap kalau Rusia segera memberikan jawaban supaya komoditas yang diinginkan dapat segera disiapkan.
"Ya, tinggal hanya tunggu mereka (Rusia) saja. (Komoditasnya) Masih belum ditentukan," tandas dia di Hotel JW Marriot, Jakarta, pada hari Senin 2 Oktober 2017.
0 comments: