Kepasrahan Dedi Mulyadi Setelah Golkar Memutuskan Untuk Mendukung Ridwan Kamil
Berita Dunia - Ketua DPD dari Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi lantas mengaku bahwa dirinya memahami keputusan partainya yang dimana memilih untuk mengusung Ridwan Kamil dibandingkan dirinya pada Pilgub Jabar 2018.
Bupati Purwakarta tersebut lantas menyatakan, kalau sebagai seorang manusia biasa, ia hanya dapat mengikuti setiap proses yang terdapat di dalam hidupnya.
"Tentang nasib manusia, kata orang Sunda, jodoh, maut, rezeki, itu sudah Allah yang tentukan. Karena Allah yang telah tentukan, maka manusia hanya berproses, manusia seperti kita berbuat kebaikan kepada semua orang," kata Dedi, pada hari Kamis (9/11/2017).
Menurut Dedi, dirinya mempunyai hobi membantu orang lain yang terdapat di sekitarnya, terutama yang tengah kesusahan. Maka dari itu, kata dia, inilah yang sekarang ini sedang dilakukannya.
"Kalau di dalam bahasa sastranya karya berkarya, saya bantuin orang yang kekurangan atau miskin, bangunin rumah roboh. Itu merupakan bagian hidup saya, bagian dari kesenangan hidup saya. Itu sama seperti aliran air, jadi tergantung arus yang akan membawa," papar dia.
Terkait dengan kabar PDIP yang tertarik untuk dapat mengusungnya, Dedi mengaku bahwa dirinya tidak ingin terlalu percaya diri.
"Kalau itu tanya saja ke yang lain-lain. Kalau saya yang ngaku, itu seperti kege-eran, tidak boleh ngaku-ngaku," kata Dedi Mulyadi.
Dedi juga kalau menegaskan, ia sudah sama sekali tidak mempunyai kewenangan maupun otoritas untuk dapat tetep kukuh maju di dalam Pilgub Jabar 2018. Meskipun demikian, Dedi sama sekali membantah bila dirinya komunikasi politik dengan semuanya.
"Saya sidaj berkomunikasi politik. Tiap hari saya juga sudah melakukan komunikasi politik kan. Saya kan hanya dalam posisi tidak memiliki rumah, tidak memiliki otoritas, tidak punya menentukan otoritas untuk diri saya," terang dia.
Dedi juga mengaku hanya fokus terhadap jabatannya memimpin Purwakarta kurang lebih selama empat bulan lagi.
"Intinya, saya ini hanya orang kecil, saya hanya orang kampung yang datang dari desa. Tanda-tanda bukan di saya, tanda-tanda ada di yang memiliki otoritas, saya hanya berada dalam posisi menunggu di halte saja," tandas Dedi.
0 comments: