Selasa, 03 Oktober 2017

Harga Beras Indonesia 2x Lebih Mahal Dibandingkan Internasional

Harga Beras Indonesia 2x Lebih Mahal Dibandingkan Internasional

Berita Dunia - Pemerintah masih terus berupaya untuk tetap menjaga harga beras menjadi salah satu komoditas strategis ke dalam rangka pengendalian inflasi. Faktanya, bahwa harga jual beras pada tingkat grosir di Indonesia sudah jauh lebih mahal hampir dua kali lipat dibandingkan dengan harga internasional.

Demikian yang disampaikan oleh Pengamat Pertanian dari Institute for Development Economics and Finance (INDEF), Bustanul Arifin, ketika diskusi Beras menjadi Komoditas Strategis di Gado-gado Boplo, Jakarta, pada hari Sabtu (9/9/2017).

"Harga beras kita 1,7 kalinya dibandingkan harga internasional. Itu sangat besar lho,"terangnya. 
Harga internasional untuk komoditaspada beras ini, sambung Bustanul, dihitung bukan dari Vietnam, tapi dengan Thailand 15 persen broken. Yang dimana artinya pada tingkat petani 15 persen harga grosir dari Thailand.

"Harga internasional pada tingkat grosir terakhir kali sekitar sebesar Rp 5.200 per kilogram (kg), namun kita telah mencapai sebesar Rp 9.100 per kg. Bahkan harga ecerannya itu sebesar Rp 13.000 per kg," ia juga menerangkan.

Menurutnya, bahwa pemerintah khawatir dengan perbedaan dari harga jual beras pada tingkat grosir hingga dua kali lipatnya itu. Pasalnya, bila harga beras melonjak, maka dari orang-orang miskin akan terpengaruh.

Untuk diketahui, karena dari keterlambatan penyaluran beras rakyat sejahtera (rastra) pada awal bulan lalu saja sudah menyebabkan jumlah orang miskin telah bertambah sebanyak 6.900 orang.

"Beras kan menjadi kontributor terbesar di angka kemiskinan, rata-rata sebesar 23 persen. Bahkan pada desa telah mencapai sebesar 26 persen. Harga beras di tingkat kemiskinan sensitif, naik sedikit orang miskin dapat bertambah. Jadi, pemerintah memang akan khawatir," terang Bustanul.

Bustanul memperkirakan harga jual beras di Indonesia yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan negara lain ini karena pasokan yang bermasalah. "Terdapat stok sedikit karena cuaca maupun hama wereng, bahaya dong. Seandainya saja supply cukup, harga tidak bakalan naik setinggi itu, jadi jangan pernah lupa meningkatkan produksi karena stabilisasi harga beras tersebut tergantung dari produksi dan stok," tandasnya.

Untuk dapat menjaga stabilitas harga beras, Bustanul mengungkapkan, kalau pemerintah telah melakukan sejumlah upaya, sama seperti menetapkan harga eceran tertinggi (HET) dari beras. "Apabila produksi dan juga stok beras tersenit aman, kita juga tidak harus sampai membuat HET," pungkasnya.

0 comments: